Rabu, 26 September 2012

tau dari mana?


"Medss, rambutmu bergelombang ya?"
"lho, kok kamu tau?"
"enggak, aku lagi menerka-nerka rambutnya anak-anak"
-_-

isi dulu ya buku tamunya dek
iya, mbak (menulis dan menyerahkan form)
punya blog ya dek?
kok tau mbak?
iya, terpancar dari muka mu?
#eh?

ohh, kamu yang namanya made tapi muslim itu ya? (saya sudah kenyang dengan pertanyaan macam gini)
hehehe, iya
kamu asli Bali?
enggak, Ibuku orang Bali
Asli Bali? berarti Hindu?
Alhamdulillah mualaf
ooh, jadi, rambutmu bergelombang- bergelombang gitu?
ha? tahu darimana?
ya kan biasanya orang Bali rambutnya kayak gitu

selama ini yang aku sering denger kalo biasanya orang Bali itu alisnya tebal. tapi aku baru denger kali ini kalo orang Bali terkenal punya rambut bergelombang.
Tapi yaa, bisa jadi se.

Made?
iya
asli Bali?
enggak, keturunan aja
Ibu ya yang asli Bali ya?
Lho, kok tau?
Iya, gak ada yang namanya Made yang pake jilbab kalo Bapaknya yang dari Bali, pasti Ibunya

oohh, yayaya.. bener juga. baru sadar.



Jumat, 21 September 2012

Menikmati Kegagalan


The happiness of your life depends upon the quality of your thoughts

Aku alumni spensa. bisa dibilang, gak ada anak spensa yg gak pengen masuk smala. Dan aku adalah salah satu yang gagal masuk smala. Dan untuk sekarang, aku masuk farmasi, yang awalnya aku sangat amat pengen masuk fk. Dua-duanya kasusnya hampir sama, apa yang aku usahakan, tidak tercapai. Aku gagal lagi.

Cukup tiga tahun saja. Aku gak mau menyia-nyiakan hidupku lagi seperti tiga tahun lalu. Hidup dengan rasa kekecewaan yang seharusnya gak perlu. Dulu aku selalu fokus kekesialanku, ‘gagal masuk smala, berjuang sendiri dalam keterpurukan, selalu iri sama anak smala, harus bisa sebanding sama mereka, selalu merasa terintimidasi anak-anak komplek’. Sampe hampir mau lulus, aku baru sadar, waktu aku liat temen-temenku berbagi rasa sedih satu sama lain karena mau berpisah. Mereka bilang tiga tahun gak terasa, cepet banget.

Tapi menurutku? tiga tahun kerasa banget. Aku malah agak seneng soalnya selangkah lagi mau menggapai cita-citaku waktu, FK UA, dimana lingkungannya dijamin pasti buat aku giat belajar, lingkungan yang aku rindukan layaknya seperti di spensa.

Dan waktu aku liat temen-temenku yang saling berbagi itu, aku iri. Apa yang aku dapet di SMA? Masa masa paling indah di SMA bukan? Sampe aku harus mengorek-ngorek lagi apa yang aku dapet disana. 

Masuk OSIS, ketemu guru guru hebat, berjuang bersama anak-anak SO yg umumnya minoritas, deg-degan sama guru killer, seneng dapet nilai ulangan bagus, nangis kalo sudah gak bisa ngerjain ulangan, aku punya SEPAT dan SINFONY tempatku melepas lelah, daftar-daftar olimpiade biarpun gagal terus, belajar peka, belajar hemat, belajar mengenali sudut pandang orang yang jauh berbeda, mengenali kesempatan dan potensi, dll. Sejujurnya aku dapet banyak, padahal kalo di inget-inget lagi aku mesti ketawa-ketawa sama anak-anak tapi aku lupa gimana detilnya dan sensasinya, karena aku cuma fokus ‘aku tidak berada pada posisi yang menguntungkan untuk meraih cita-citaku, gak ada waktu untuk bersenang-senang, kamu ketinggalan jauh, masih kurang, kurang, dan kurang..’ negative teruslah pokoknya. Jadi intinya, aku ngerasa kenangan-kenanganku di SMA tidak lebih banyak yang bisa dibanggakan dari anak-anak SMA pada umumnya. Padahal walaupun aku harus kerja ekstra banting tulang, bukan berarti aku gak boleh bahagia dengan kondisiku yang jauh tertinggal. Aku juga manusia yang punya kebutuhan batin yang harus terpenuhi.

Aku menyesal tidak benar-benar menikmati kehidupanku selama 3 tahun itu, padahal aku berhak dapat kenangan yang lebih banyak dan memori tentang itu yang lebih baik lagi kalau aku mau sedikit lebih bersyukur. Ya Allah, telmi banget se aku, tiga tahun baru nyadar. itu lama banget.

Jadi, sekarang, walaupun aku gagal masuk FK. Kecewa pasti ada, banget malah, terlebih lagi dengan adanya beberapa fenomena yang tidak dapat dipercaya. Tapi, Apapun itu, aku gak mau berlama lama kecewa lagi, aku memutuskan untuk menikmatinya. Apapun kendalanya nanti, aku harus inget buat menikmati itu.

Aku mau dilihat sebagai Made, si anak Farmasi yang gak pernah ngeluh walaupun banyak tugas, yang selalu senyum kalo dapet kesulitan, dan melewati hari-hari dengan penuh semangat. Kayak gak punya beban hidup, selalu excited sama apapun yang aku kerjakan.

Jangan lupa menikmati apapun perjuangan kalian. Jangan sia-siakan tahun kalian dengan kekecewaan yang berlebihan.

Jangan terlena dengan kegalauanmu atau kamu akan melewatkan banyak hal.

Kita wajib berusaha keras, tapi kita juga berhak untuk bahagia. Jadi, jangan menyiksa diri sendiri, berjuang dan nikmati!

Aku mau sukses, aku mau sukses dan bahagia! Terlebih lagi membahagiakan orang lain.

Bismillahirrohmanirrohim,
Ya Allah, hamba berjanji akan selalu menikmati apa yang hamba perjuangkan sebagai wujud rasa syukur terbesar hamba kepada-Mu. Tolonglah bantu hambaMu ini untuk menikmati hari-hari hamba, hingga hamba mencapai surgaMu dimana kenikmatan tidak terbatas.
Amin ya robbal alamin.

Rabu, 19 September 2012

Kebetulan?


Aku inget banget kejadian waktu di bemo, pas pulang dari SMA, di masa awal-awal masuk SMA, waktu aku masih kecewa berat karena gak masuk smala. Aku ketemu mbak itu yang senasib dan sepenanggungan. Kurang lebih begini dialognya,

Mbk: anak 16 ya dek?
Aku: Iya mbk, mbak juga 16?
Mbk: ia, aku alumni 16. Adek dari smp mana?
Aku: Dari spensa mbk
Mbk: Wah! Sama dek kayak aku! Aku jg dari spensa
Aku: lho iya ta mbk? Waaahhh!! (gak nyangka ternyata senasib, kan langkah anak spensa masuk 16) Dulu gak pengen masuk smala mbk? (wahahah, saking galaunya, langsung to the point pek)
Mbk: ya kepingin dek, dulu maunya waktu kelas 2 mau pindah ke smala, tapi enggak wes, malu. Wes dijalani aja. (nek gak salah se ya karena malu, tp intinya mbknya mau pindah tapi gak jadi)
Aku: trus sekarang mbaknya dimana?
Mbak: di Unair dek
Aku: Jurusan apa mbk?
Mbak: Farmasi dek

Ya Allah mbk, kita senasib banget se!! Pingin ketemu sama mbaknya lagi pek! Jangan-jangan mbaknya dulu juga pengen masuk FK tapi masuk Farmasi. Heheheh PLEK dulu mbak!

 aku ingin jadi wanita seperti itu,  yang dapat ikhlas menerima segala bentuk kekuranganmu tanpa ada ingin merubah apapun bagaimanapun sifat...