Senin, 09 Januari 2012

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Waktu hari ke-2 UAS kemarin, aku dapet kabar dari temen kelas sebelah, "Eh, ati-ati kalo dijaga sama Pak S. Kalo ketahuan nanti dirobek." "Beneran ta?" "Iya, tadi bapaknya jaga kelasku dan ada yang ketahuan, trus disamperin trus dirobek!" Sumpah, kaget! batinku, semoga bapaknya jaga kelasku (wkwkwkkw, kyok yo' yo'o) Sayangnya, Bapaknya kemarin sama sekali gak menginjakkan kaki di kelasku (Sayangnya? :p).

Trus, tadi waktu di sekolah, hari pertama masuk sekolah setelah libur bertahun-tahun (SUmpah, 2 minggu aku kangen sekolah!), Beliau yang seorang guru PKn memberikan pengarahan kita berhubungan dengan kelulusan dan motivasi yang selalu Beliau berikan tiap jam pelajarannya hingga akhirnya Beliau cerita tentang anak didik Beliau. Begini cerita Pak S:

"Dulu saya itu punya murid, kakak kelasmu dulu, saya ingat betul namanya. Dia anaknya sangat pandai. Dan waktu UAS Matematika, saya yang menjaga kelasnya dia.Waktu itu saya juga wali murid kelas itu. Setelah masa UAS selesai, saya ditegur oleh guru matematika karena nilai UAS anak pandai itu jeblok. Kemudian saya panggil anak tersebut, 

"Nilai matematikamu kok jelek mbak?"
"Lho, iya ta pak?"
"Iya, gimana ini memperbaikinya?"
"Nilai saya jelek juga karena Bapak. Kemarin waktu matematika bapak yang jaga!"
"Lho kok bisa?"
"Iya, waktu itu konsentrasi saya buyar karena anak-anak nyontek tapi Bapak biarkan, jadi Bapak juga harus tanggung jawab sma nilai matematika saya."

Trus, mau ngomong apa saya, ditegur sama murid saya sendiri seperti itu?"

DEG! Waktu diceritain itu di depan kelas, aku pengen nangis, terharu. Sumpah gak nyangka, mbaknya bisa seberani itu!

Tapi gimana kalo aku? Bisakah aku seberani itu?


Gak akan ada kasus 'damai'  waktu tilang-tilangan di jalan, kalau polisi gak mau disuap atau yang ditilang gak mau menyuap.



 aku ingin jadi wanita seperti itu,  yang dapat ikhlas menerima segala bentuk kekuranganmu tanpa ada ingin merubah apapun bagaimanapun sifat...