The happiness of your life depends upon the quality of your thoughts
Aku
alumni spensa. bisa dibilang, gak ada anak spensa yg gak pengen masuk smala.
Dan aku adalah salah satu yang gagal masuk smala. Dan untuk sekarang, aku masuk
farmasi, yang awalnya aku sangat amat pengen masuk fk. Dua-duanya kasusnya
hampir sama, apa yang aku usahakan, tidak tercapai. Aku gagal lagi.
Cukup
tiga tahun saja. Aku gak mau menyia-nyiakan hidupku lagi seperti tiga tahun lalu.
Hidup dengan rasa kekecewaan yang seharusnya gak perlu. Dulu aku selalu fokus
kekesialanku, ‘gagal masuk smala, berjuang sendiri dalam keterpurukan, selalu
iri sama anak smala, harus bisa sebanding sama mereka, selalu merasa
terintimidasi anak-anak komplek’. Sampe hampir mau lulus, aku baru sadar, waktu
aku liat temen-temenku berbagi rasa sedih satu sama lain karena mau berpisah. Mereka
bilang tiga tahun gak terasa, cepet banget.
Tapi menurutku? tiga tahun kerasa banget. Aku
malah agak seneng soalnya selangkah lagi mau menggapai cita-citaku waktu, FK
UA, dimana lingkungannya dijamin pasti buat aku giat belajar, lingkungan yang
aku rindukan layaknya seperti di spensa.
Dan
waktu aku liat temen-temenku yang saling berbagi itu, aku iri. Apa yang aku
dapet di SMA? Masa masa paling indah di SMA bukan? Sampe aku harus
mengorek-ngorek lagi apa yang aku dapet disana.
Masuk OSIS, ketemu guru guru
hebat, berjuang bersama anak-anak SO yg umumnya minoritas, deg-degan sama guru
killer, seneng dapet nilai ulangan bagus, nangis kalo sudah gak bisa ngerjain
ulangan, aku punya SEPAT dan SINFONY tempatku melepas lelah, daftar-daftar
olimpiade biarpun gagal terus, belajar peka, belajar hemat, belajar mengenali
sudut pandang orang yang jauh berbeda, mengenali kesempatan dan potensi, dll.
Sejujurnya aku dapet banyak, padahal kalo di inget-inget lagi aku mesti ketawa-ketawa sama anak-anak tapi aku lupa gimana detilnya dan sensasinya, karena aku
cuma fokus ‘aku tidak berada pada posisi yang menguntungkan untuk meraih
cita-citaku, gak ada waktu untuk bersenang-senang, kamu ketinggalan jauh, masih
kurang, kurang, dan kurang..’ negative teruslah pokoknya. Jadi intinya, aku
ngerasa kenangan-kenanganku di SMA tidak lebih banyak yang bisa dibanggakan
dari anak-anak SMA pada umumnya. Padahal walaupun aku harus kerja ekstra
banting tulang, bukan berarti aku gak boleh bahagia dengan kondisiku yang jauh
tertinggal. Aku juga manusia yang punya kebutuhan batin yang harus terpenuhi.
Aku
menyesal tidak benar-benar menikmati kehidupanku selama 3 tahun itu, padahal
aku berhak dapat kenangan yang lebih banyak dan memori tentang itu yang lebih
baik lagi kalau aku mau sedikit lebih bersyukur. Ya Allah, telmi banget se aku, tiga tahun baru nyadar. itu lama banget.
Jadi,
sekarang, walaupun aku gagal masuk FK. Kecewa pasti ada, banget malah, terlebih lagi dengan adanya beberapa fenomena yang tidak dapat dipercaya. Tapi, Apapun
itu, aku gak mau berlama lama kecewa lagi, aku memutuskan untuk menikmatinya.
Apapun kendalanya nanti, aku harus inget buat menikmati itu.
Aku mau dilihat sebagai Made, si anak Farmasi yang gak pernah ngeluh walaupun banyak tugas, yang selalu senyum kalo dapet kesulitan, dan melewati hari-hari dengan penuh semangat. Kayak gak punya beban hidup, selalu excited sama apapun yang aku kerjakan.
Jangan lupa menikmati apapun
perjuangan kalian. Jangan sia-siakan tahun kalian dengan kekecewaan yang berlebihan.
Jangan terlena dengan kegalauanmu atau kamu
akan melewatkan banyak hal.
Kita wajib berusaha keras, tapi kita juga
berhak untuk bahagia. Jadi, jangan menyiksa diri sendiri, berjuang dan nikmati!
Aku mau sukses, aku mau sukses dan bahagia!
Terlebih lagi membahagiakan orang lain.
Bismillahirrohmanirrohim,
Ya Allah, hamba berjanji akan selalu menikmati
apa yang hamba perjuangkan sebagai wujud rasa syukur terbesar hamba kepada-Mu.
Tolonglah bantu hambaMu ini untuk menikmati hari-hari hamba, hingga
hamba mencapai surgaMu dimana kenikmatan tidak terbatas.
Amin ya robbal alamin.